Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waspada Sulit Menangkap Penjahat Dunia Maya yang Menggunakan Kecerdasan Buatan!

Waspada Sulit Menangkap Penjahat Dunia Maya yang Menggunakan Kecerdasan Buatan
Ilustrasi kecerdasan buatan. [Freepik]

Vitaly Kamluk, Kepala Pusat Penelitian Kaspersky untuk Asia Pasifik, mengklaim bahwa peretas mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) atau kecerdasan buatan untuk bertindak. Karena sulit untuk melihat apa yang mereka lakukan, maka ada risikonya.

Penggunaan AI di tempat kerja, menurut Vitaly Kamluk, tidak menghambat kerja manusia. Kecerdasan buatan, seperti pisau bermata dua, juga digunakan oleh penjahat dunia maya.

Pada konferensi Cyber Security Weekend di Bali, Kamis (24/8/2023), Vitaly Kamluk mengatakan, “Memang benar kemunculan AI telah menjadi terobosan teknologi yang mampu meniru konten serupa dengan yang dilakukan manusia.”

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa apa pun, termasuk suara, film palsu, dan diskusi berbasis teks, mungkin disalahartikan sebagai makhluk nyata.

“Seperti kebanyakan kemajuan teknis, AI memiliki kelebihan dan kekurangan. Selama kita tahu cara memberikan instruksi yang aman kepada robot cerdas ini, kita selalu dapat memanfaatkannya, kata Vitaly Kamluk.

Kamluk mengklarifikasi bahwa peretas mempunyai pilihan untuk menyalahkan AI atas tindakan mereka. Alasannya adalah bahwa hal tersebut hanya meninggalkan sedikit efek samping, jika pun ada.

Menciptakan AI
Ilustrasi Hacker (Pexels/Mikhail Nilov)

Menurut Kamluk, "menciptakan AI yang secara ajaib menghasilkan uang atau keuntungan ilegal akan semakin menyembunyikan aktivitas kriminal para penjahat dunia maya karena bukan hanya mereka yang patut disalahkan, melainkan AI."

“Sistem pertahanan yang cerdas dapat digunakan sebagai alasan. Selain itu, kekhawatiran mengenai kendali manusia dapat dikurangi dengan adanya autopilot yang sepenuhnya otonom.

Selain itu, Vitaly Kamluk memberikan saran untuk mencegah penipu menyalahgunakan AI.
Pembatasan, pedoman penggunaan, dan edukasi hanyalah beberapa dari tindakan yang diperlukan.

“Mirip dengan WWW, harus ada prosedur untuk menangani penyalahgunaan dan pelanggaran AI serta kontak yang jelas untuk melaporkan pelanggaran,” katanya.

Selain itu, interaksi tersebut harus dapat diverifikasi menggunakan bantuan berbasis AI lini pertama dan, dalam keadaan tertentu, diautentikasi oleh seseorang.

Menurut Vitaly Kamluk, "Uni Eropa telah memulai diskusi mengenai penandaan konten yang dibuat dengan bantuan AI."

Pengguna setidaknya akan memiliki metode yang cepat dan dapat dipercaya untuk mengidentifikasi gambar, musik, video, atau teks yang dihasilkan oleh AI, katanya.

“Akan selalu ada pelanggar, tapi mereka minoritas dan mereka harus selalu lari dan bersembunyi serta berada dalam bayang-bayang hukuman,” katanya.

Tampaknya masuk akal bagi pengembang AI untuk melisensikan aktivitas mereka karena teknologi pintar mungkin berbahaya.

Ini adalah teknologi penggunaan ganda, sehingga produksinya harus diatur, termasuk kemungkinan pembatasan ekspor, seperti halnya peralatan militer atau penggunaan ganda lainnya.

“Pembuat kode perangkat lunak harus dididik untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan mengetahui hukuman jika menyalahgunakannya,” kata penulis dalam kesimpulannya.

Posting Komentar untuk "Waspada Sulit Menangkap Penjahat Dunia Maya yang Menggunakan Kecerdasan Buatan!"