Pemanfaatan AI dalam Kaitannya dengan Big Data

Ilustrasi Teknologi AI (Pixabay.com/Geralt)

Karena potensi dan anggapannya akan mengubah cara orang berinteraksi dengan dunia, teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi topik perdebatan.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menilai negara atau pemerintah sangat sadar akan kemajuan teknologi AI.

Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Implementasi Artificial Intelligence sejak tahun 2020 bahkan telah disosialisasikan oleh pemerintah.

"AI hanya harus memikirkan satu hal: bagaimana menggunakan data besar. Untuk membangun model bisnis yang bisa diterapkan, kita sekarang harus mulai berpikir seperti komunitas, dan kecerdasan buatan (AI) mungkin menjadi instrumen yang kuat untuk perekonomian, katanya.

Dia menggarisbawahi bahwa meskipun AI adalah alat yang berguna, itu bukanlah tujuan akhir.

AI harus dimanfaatkan untuk meningkatkan atau memudahkan kehidupan manusia, termasuk melalui nilai tambah di berbagai industri.

Indra Maulana, pemimpin redaksi Medcom.id, baru-baru ini mengatakan dalam diskusi panel bertajuk "Kecerdasan Buatan dan Indonesia di Era Digital" bahwa pengendalian pertumbuhan dan penggunaannya menjadi perhatian kita, khususnya Indonesia.

Diskusi panel ‘Tech Talk’ bertajuk ‘Artificial Intelligence dan Indonesia di Era Digital’, di ICE BSD, Tangerang, belum lama ini. [Medcom]

Usman Kansong, Dirjen Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, sependapat dengan BRIN bahwa implementasi AI tidak terbatas tetapi harus dipantau melalui kebijakan dan peraturan mengingat semua manfaat dan manfaat yang diberikannya kepada masyarakat luas. termasuk dunia usaha.

Infrastruktur, sumber daya manusia, dan legislasi merupakan aspek pengembangan AI yang saling berhubungan yang tidak dapat diabaikan. Teknologi biasanya memiliki wajah ganda; terkadang itu membuat hidup lebih mudah, tetapi di lain waktu itu membuat segalanya menjadi lebih sulit," dia mengamati.